Tahu Kapasitas

MESKI saat ini banyak artis yang mengincar posisi bupati/wakil bupati pada pemilu kepala daerah (pemilukada), hal itu tidak membuat Inggrid Kansil (34) bergeming. Pemain sinetron, pembawa acara, dan bintang iklan yang kini menjadi anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat ini mengakui belum berminat terjun dalam pemilukada di daerah kelahirannya, Cianjur, Jawa Barat "Sampai saat ini saya masih fokus menjalankan tugas saya di DPR yang padat dan menjalankan aktivitas sebagai istri menteri. Ada solidaritas istri Kabinet Indonesia

Bersatu yang mempunyai banyak program untuk masyarakat. Dengan kegiatan seperti itu, tentunya sangat membutuhkan waktu banyak dan tidak mungkin mencari pekerjaan baru," kata istri dari Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dr. Sjarifuddin Hasan ini.

Pemilik nama lengkap Inggrid Maria Palupi Kansil ini menyadari bahwa Kabupaten Cianjur memang masih belum mengalami kemajuan yang signifikan. Namun, kondisi itu tidak serta-merta membuatnya tertarik untuk terjun, seperti artis-artis lain yang berkompetisi menjadi calon kepala daerah. Menurut dia, artis yang terjun ke kancah politik harus belajar dan memupuk diri sertamenaikkan kapasitasnya agar tidak dicemooh masyarakat. Dengan belajar dan menaikkan kapasitasnya itu, anggapan miring dan remeh dari masyarakat tentu akan hilang dengan sendirinya. "Saya pun saat ini masih banyak belajar, saya tahu kapasitas saya. Untuk ke depan dan ketika sudah matang, insya Allah, kenapa tidak? Karena saya mencintai kota kelahiran saya," ujarnya.

Untuk saat ini, Inggrid akan memberikan dorongan dan masukan kepada siapa pun yang akan memimpin Cianjur, la berharap, Cianjur bisa tumbuh dan berkembang di berbagai sektor yang dapat menyejahterakan masyarakat Cianjur sendiri.Inggrid menilai, maraknya artis terjun ke pemilukada sebagai bagian dari demokrasi, setiap warga negara mempunyai hak yang sama. Saat ini pun, masyarakat bisa menilai tentang calon pemimpinnya.

"Saya kira bukan hanya artis, pemimpin yang bukan dari artis pun harus punya integritas, kompetensi, dan latar belakang pendidikan. Latar belakang pun harus diperhatikan. Itu risiko seorang pemimpin karena seorang pemimpin itu harus bisa dijadikan panutan," kata ibu dua anak ini