Dunia Infotainment Semua Di Ulas Disini dan Semua Gosip-Gosipnya

Selamat Datang Di Media Infotainment Indonesia

Paragita Usung Solo dan Duet Andalan

Untuk konsernya tahun ini, Paduan Suara Mahasiswa Paragita Ul menampilkan sejumlah solo, duet, dan kelompok kecil. - Setiap individu diberikan kesempatan unjuk kebolehan membawakan lagu-lagu klasik milik Robert Schumann. Ada yang berhasil dan menjanjikan.

Dibagi menjadi dua babak, penampilan solo dan duet tampil di babak pertama. Ada sekitar 12 penyanyi solo, terdiri sepuluh perempuan dan dua laki-laki. Semuanya membawakan karya komposer Robert Schumann yang menuntut olah vokal dan kemampuan cukup matang. Berbalut gaun panjang penuh warna, para penyanyi solo diiringi denting piano yang dimainkan secara bergantian oleh Aditya Pradana dan Bali Susilo. Satu per satu, para penyanyi, secara solo dan duet, tampil bergantian membawakan lagu Schumann yang berdurasi sekitar dua hingga tiga menit

Di antara para solis, salah satunya adalah mahasiswi psikologi bernama Elita Loina, yang tampil berbalut gaun merah menyala. Anggota senior Paragita Ul itu tampil memukau dengan power suara yang pas dan membuat kagum. Tampil di urutan kedelapan, Elita membawakan lagu karya. Schumann berjudul Waldes-gesprach, Op 39 No 3 dengan sangat ekspresif. Sambil mengambil nada-nada tinggi dengan suaranya yang bulat, Elita memainkan tangan, dan mimik wajahnya seakan-akan turut menyampaikan lagu.

Di penghujung babak pertama, dia kembali tampil berduet dengan Pharel Jonathan dalam lagu .nitia lan Schumann berjudul Unterm Fenster Op 34 No 3. Dialog antara laki-laki dan perempuan dalam lagu berbahasa Jerman bertempo cepat itu, tak pelak, menjadi salah satu penampilan yang menarik sepanjang babak pertama. Sahut-menyahutkeduanya mencapai klimaks saat mencapai akhir lagu dan mendapatkan sambutan aplaus dari bangku penonton.

Selain Elita, ada beberapa penyanyi solo dan duet yang menarik dan menjanjikan. Di antaranya Ajeng Apriliasih, Pia Ananda, Damar Ayu Satya, dan Rendhy Febryanto. Ini menjadi ajang pertama bagi PSM Paragita Ul mengusung konsep solo dan duet yang menjajal kemampuan individu para anggotanya, yang selama ini lebih sering tampil bersama-sama.

Memasuki babak kedua, konsep penampilan pun berganti. Ada kelompok kecil berjumlah 15 orang laki-laki, lalu kelompok perempuan, kemudian gabungan keduanya menjadi paduan suara besar. Dikonduktori oleh Adji Kasyono, sepuluh lagu karya Schumann dibawakan dengan harmonisasi suara yang apik.

Setiap lagu diiringi perpindahan barisan yang sudah diset sedemikian rupa. Ada pengelompokan bagian suara sopran, alto, tenor, dan bariton. Kadang laki-laki di bagian ujung menyempil di tengah. Setelah membawakan sembilan lagu secara bergantian, pianis Bali Susilo tampil mengiringi lagu penutup yang menjadi andalan, yakni Zigeunerleben, Op 29 No 3.

Aning Katamsi, music director dalam pertunjukan konser Paragita Ul kali ini, mengaku memang ingin membuat perubahan dari konser-konser sebelumnya. Baginya, selain memperingati 200 tahun kelahiran komposer Schumann, ini menjadi ajang unjuk kebolehan tiap individu penyanyi Paragita. mili

Teriman Kasih Semua Atas Dukungan Dan Informasi Untuk Pengembangan Web Ini Semoga Kedepan Akan Semakin Baik (april-09-2010)