Dunia Infotainment Semua Di Ulas Disini dan Semua Gosip-Gosipnya

Selamat Datang Di Media Infotainment Indonesia

Berdamai Seusai Badai

MENYEMBUHKAN LUKA AKIBAT PERSELINGKUHAN DENGAN WAKTU, MEMAAFKAN, DAN MELUPAKAN.

Perkawinan Rama dan Shinta (keduanya nama samaran) empat tahun lalu nyaris gagal. Padahal hari-H sudah dekat. "Gedung dan katering sudah dipesan, tak bisa dibatalkan," kata Shinta. Eh, Rama malah kecantol wanita lain. Namun Shinta tak gentar. Biduk rumah tangga tetap mulai berjalan, walaupun tak mantap.
Suatu saat, Shinta menemukan bahwa wanita idaman Rama itu masih mengirimi suaminya surat. Tak jarang pula Rama masih berhubungan dengan wanita lain itu melalui jejaring sosial. Tak terhitung masalah ini sering mengguncang pernikahan mereka.Rama memiliki sikap yang berbeda dengan istrinya. Bagi Rama, ia menjadi pasangan istrinya jika di rumah. Sedangkan dj luar rumah, ia menjadi lelaki bebas. Berbeda dengan Shinta, ia tetap monjadi istri yang baik di dalamataupun di luar rumah. Berkali-kali Shinta pergi dari rumah karena tak kuat menghadapi suaminya. Namun berkali-kali pula dia kembali kepada suaminya.

Kehidupan rumah tangga mereka berjalan seadanya. Shinta sudah angkat tangan. Perbedaan sikap ini tak bisa didamaikan.Hingga suatu saat, Shinta hamil. "Semoga dengan hadirnya anak, dia akan berubah,"kata dia. Sayangnya, harapan Shinta tak terwujud. Walaupun sudah hadir bayi laki-laki, perilaku Rama tak berubah. Shinta juga sudah pupus. Dia lalu pergi meninggalkan suaminya dengan status perkawinan yang tak jelas. "Yang penting, anak saya sehat dan tak ter-tular sifat bapaknya," kata dia. Namun, seperti sebelumnya, dia kembali lagi kepada suaminya. Badai rumah tangga datang dan pergi berulang. Tapi tetap tak terselesaikan.
Perselingkuhan tak bisa didefinisikan dengan tunggal. Berkirim surat, chatting, atau bertemu belum tentu bisa disebut selingkuh. Menurut psikolog Kassandra A. Putranto, tak ada batasan selingkuh hati atau selingkuh bodi. "Tergantung komitmen tiap pasangan," kata dia ketika dihubungi.Perselingkuhan, kata Kassandra, tak masuk kategori gangguan kejiwaan pada psikologi klinis, lapi dalam psikologi sosial, perselingkuhan termasuk mengganggu dan melanggar norma. Gejalanya disebut impulse control behavioral. "Sama halnya dengan gila belanja atau judi," kata dia.

Ada banyak kiat agar perselingkuhan tak terjadi, misal menjaga hubungan, menyenangkan pasangan, atau memupuk kemesraan. "Namun ini pun tak bisa menjamin pasangan tak berse-lingkuh," kata dia. Penyebab perselingkuhan bisa datang dari kedua belah pihak atau satu pihak saja."Kadang ada yang tak berniat berselingkuh. Tapi ada kesempatan."Menurut Kassandra, secara garis besar, faktor penyebab perselingkuhan adalah, manusia makhluk kompleks.

Orang selalu punya alasan berselingkuh, seperti pasangan kurang memperhatikan dan ada yang mau diajak berselingkuh. "Lalu perselingkuhan menjadi tren gaya hidup," kata dia. Menurut dia, perubahan gaya hidup ini karena pengaruh westernisasi. Perselingkuhan, dalam etika budaya lokal, dinilaj mengganggu. Normalnya, orang menikah dan setia.

Untuk menyelesaikan kasus perselisihan, prinsipnya sederhana, yaitu forgive danforget."Maai-kan dan lupakan,"kata dia. Ketika menemukan pasangan yang berselingkuh, kata dia, seharusnya diterima dan menjadi evaluasi.Jika pasangan yang sudah memiliki anak menyelesaikan perselingkuhan, anak lebih baik tak dilibatkan. "Karena bisa menjadi beban bagi anak," kata dia. Sedangkan keluarga besar, jika dirasa perlu, bisa dilibatkan. "Tergantung tiap pasangan," kata dia

Teriman Kasih Semua Atas Dukungan Dan Informasi Untuk Pengembangan Web Ini Semoga Kedepan Akan Semakin Baik (april-09-2010)